Petugas sedang melakukan proses pengayakan pupuk osaki di TOSS Center yang kemudian dikemas kedalam karung plastik, Rabu (3/6/2020).
Bahan untuk membuat kompos osaki di TOSS Center memanfaatkan sampah organik yang sudah dipilah. Sampah tersebut kemudian dicacah menggunakan mesin pencacah. Selanjutnya dibuat gundukan seperti gunung dengan tinggi maksimal 175 cm dan ditutup terpal. Selanjutnya akan terjadi proses fermentasi ditandai dengan adanya kenaikan suhu. Untuk mengontrol kadar air dan suhu, secara rutin gundukan tersebut dibongkar dan dibuat gundukan baru. Setelah 2 bulan kompos sudah siap dipanen.
Menurut Komang Agus Sedana, Kepala Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas LHP, setiap bulan dihasilkan kurang lebih 6 ton pupuk kompos osaki. Kompos tersebut digunakan untuk pemenuhan pupuk taman-taman kota, maupun memenuhi permintaan OPD, sekolah-sekolah, dan instansi pemerintah lainnya.